Karena semalem kerja lembur sampai lewat tengah malam dan
tiba-tiba 'ditegur kembali' dengan pegal-pegal punggung, jadi ingat dan pingin
nulis tentang Skoliosis (Scoliosis) dan pengalaman pribadi soal skoliosis
hehehe
Saya adalah salah satu penderita skoliosis yang Alhamdulillah sudah
operasi pemasangan pan sepanjang tulang belakang (ruas bawah leher sampai ruas
atas tulang ekor). Pasti pernah dengar kata 'Skoliosis' di pelajaran
Biologi dulu ya.
Secara singkat Skoliosis adalah kondisi kelainan dimana tulang
belakang tidak 'lurus' seperti kondisi normal seharusnya, jadi tulang belakang
berbentuk seperti hurif 'S'.
Sampai sekarang masih belum jelas penyebab pastinya, tapi secara
umum kasusnya adalah:
- 65% idiopathic (timbul secara spontan atau penyebab tidak
diketahui)
- 15% bawaan
- 10% gangguan/penyakit neuromuscular
9 dari 10 penderita Skoliosis adalah perempuan.
Kalau dari pengalamanku, seorang penderita Skoliosis akan mudah
merasa pegal-pegal di punggung, kesemutan, kurang keseimbangan, dan lebih
sering sakit kepala. Saat derajat kemiringan tulang belakang semakin parah,
penderita jadi mudah sesak nafas (meskipun hanya beraktifitas biasa) dan jika
kemiringan terlalu besar bisa menyebabkan kelumpuhan karena badan yang tidak
seimbang atau terjepitnya syaraf di tulang belakang.
Pada umumnya, Skoliosis baru 'terlihat' secara kasat mata (dalam
kondisi berbusana normal ya) oleh orang lain ketika derajat kemiringannya sudah
menyentuh sekitar 40 derajat, ini yang menyebabkan penderita Skoliosis yang umumnya
anak-anak remaja tanggung baru terdeteksi 'ada yang salah dengan posturnya'
oleh orang tua saat derajat kemiringan sudah besar (in my case, this happen too)
Cara melihat Skoliosis sebenarnya tidak terlalu susah, bisa
dilihat dari postur badan:
- Tinggi pundak tidak sama
- Tinggi pinggul tidak sama
- Dalam kondisi tegak, tangan terlihat tidak sama panjang (karena
pundak yang tidak rata) dan gap tangan dan tubuh tidak sama.
- Payudara tidak terlihat sama besar (karena tulang dada yang ikut
ga simetris tingginya terpengaruh Skoliosis)
- Punggung terlihat bongkok sebelah/ ada benjolan besar di salah
satu sisi
Saya disuruh bungkuk seperti posisi ruku untuk melihat seberapa
besar 'benjolan' dan melihat 'curve' tulang belakangnya. Lalu Rontgen
untuk bisa dihitung secara pasti berapa derajat kemiringannya.
Waktu itu tahun 2000 awal, kemiringan tulang belakang saya sudah
46 derajat :(
After that, the hard time comes.
Saya HARUS pakai semacam body brace tebal yang memeluk ketat dari
bawah leher-pinggul bawah dari bahan seperti fiber warna kuning jelek yang
dikasih spons tebal di bagian tertentu untuk menekan paksa postur tubuh supaya
lurus. Saya harus pakai brace itu 23 jam sehari!
Jadi untuk beraktivitas, saya yang biasa pakai ukuran S harus
pakai baju ukuran L atau XL karena harus pakai body brace itu. Sakit sekali,
terutama kalau keringetan dan kulit kegesek-gesek fibernya, wuahhh nyiksanya
astaghfirullah.. Bekasnya pun beberapa ada yang masih terlihat sampai sekarang.
Belum lagi perasaan malu dan rendah diri karena badan jadi
kelihatan aneh dengan baju super besar lalu gerakan badan jadi kaku. Bahkan
untuk pakai sepatu aja susah sekali karena nggak bisa bungkuk. Saya jadi nggak
suka pergi ke tempat keramaian baik sama teman atau keluarga, bahkan ke acara
kumpul keluarga besar aja saya males karena tatapan2 yang penasaran dan aneh
itu.
Pergi ke sekolah rasanya 'tersiksa' karena sakit dan juga ya malu
diliatin adik kelas dan kakak kelas dengan tatapan aneh.
Saya juga jadi nggak bisa ikutan olah raga di sekolah, padahal pas
itu saya mau ikutan jadi perwakilan sekolah untuk lomba atletik. Sedihnya luar
biasa deh kalau diingat-ingat.
Hidup saya sejak itu hanya berkisar antara rumah-sekolah-rumah
sakit-rumah guru les privat.
Honestly, living with Scoliosis is an epic battle.
Di awal tahun 2004, derajat kemiringan saya kalau ga salah 56 atau
59 derajat.
Udah pegel banget bawaannya tiap hari, sering kesemutan, pusing,
dan nafas jadi lebih pendek-pendek. Awalnya dulu dokter tidak mau suggest
operasi karena saya belum menstruasi jadi masih mau nunggu tulang saya 'tumbuh'
maksimal tapi melihat progress kemiringan di beberapa bulan terakhir yang makin
mengerikan maka pilihan terakhirnya adalah saya harus dioperasi secepatnya sebelum
makin parah sesak nafas dan sebelum mempengaruhi saraf.
Biarpun takut, tapi saya tau keputusan ada ditangan saya dan
akhirnya saya memberanikan diri bilang 'Oke'.
Di bulan April 2004, saya menjalani operasi pemasangan pan di
sepanjang tulang belakang.
Operasi oleh dr.Lutfi
Gatham dan Prof.DR.dr Subroto Sapardan di RS
Pondok Indah. Operasi Skoliosis termasuk ke tindakan operasi besar
karena resikonya. Waktu itu operasi saya berjalan sekitar 5 jam dan menggunakan
4 kantong darah.
Yang saya ingat sekali, pas sadar pertama kali rasa sakitnya
naudzubillah... Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Sampai mau gerakin jari-jari aja nggak sanggup, hanya bisa melek
dan merintih dikit sampai akhirnya dikasih anastesi sama dokter anastesi lagi
biar tidur hehehe..
Setelah 2 hari di ICU, baru dipindah ke ruang perawatan. Saat itu
saya cuma bisa terlentang di permukaan kasur datar, miringan badan di kasur pun
nggak sanggup karena tulang belakang saya sakit sekali. Setelah sekitar dua
minggu, saya belajar lagi untuk duduk tegak lalu pelan-pelan berdiri dan jalan.
Another pain to fight :D
Setelah 'lancar' duduk tegak dan jalan sendiri barulah saya diijinkan
keluar rumah sakit. Kurang lebih 1 bulan gitu sampai bisa sekolah lagi. Tapi
pasca operasi, banyak banget aturan pantangannya. Diantaranya:
1 Tidak boleh lari
2 Tidak boleh tersandung dan harus menghindari hentakan termasuk
saat berkendara
3 Tidak boleh membawa benda-benda termasuk tas sekolah
4 Buku sekolah harus dipegang oleh dua tangan, lebih bagus kalau
dipeluk
5 Tidak boleh olah raga apapun, kecuali berenang
6 Tidak boleh streching badan terutama yang melibatkan punggung
7 Jahitan tidak boleh kena air sampai waktunya kontrol dan dibuka
(yang ini susah banget karena jahitan disepanjang leher bawah-tulang ekor he he
he)
8 Pakai brace penopang pasca-operasi
Setelah kuat dan siap sekolah lagi, tiap hari tas saya dibawain
sama pak supir..
Asli malu banget rasanya diliatin terus karena kan nggak semua
orang tau aku habis operasi. Untungnya temen-temenku jaman SMP baik baik
banget. Mereka mau bantuin aku ganti-gantian nawarin bantu bawain tas dan
buku-buku.. terharu tiap diinget.
Alhamdulillah setelah satu tahun pasca-operasi dan dilihat dari
setiap kontrol rutin, hasil operasi Skoliosis ku tidak 'berulah' dan dinyatakan
berhasil 100%. Sampai sekarang aku tetap dilarang olah raga apapun kecuali
berenang, menghindari hentakan, dan menghindari bawa barang berat kecuali
terpaksa dan itupun harus dipeluk bawanya. Itu jadi sesuatu yang harus aku jaga
seumur hidup :)
Tentu dengan operasi Skoliosis aku tidak jadi 100% 'normal'.
Tulang iga ku sudah terlanjur tumbuh tidak simetris jadi punggung
tetap ada benjolan sedikit, tinggi badanku jadi 'mentok' dan aku hanya
mengandalkan pertumbukan dari tulang kaki (sekarang kalau diperhatikan
betul-betul kakiku lbh panjang hihi) karena tulang belakang yang di'fusi' atau
dipadatkan oleh pan, badanku tidak lentur sama sekali, dan bekas jahitan di
punggung membuatku harus pilih-pilih kalau berbusana terutama kalau pakai
kebaya.
Tapi aku bersyukur sekali karena perjuangan untuk hidup dengan
Skoliosis membuatku 'terbentuk' jadi aku yang sekarang :)
Aku jadi lebih kuat, lebih bersyukur, menjalani hidup dengan
selalu berusaha optimis biarpun saat itu lagi pesimis dan lebih menghargai
orang lain.
Hey, I've through something bigger before and I made it. So why
can't I?
Setelahnya, aku jadi suka dimintain saran dan info soal Skoliosis.
Ada beberapa penderita skoliosis berat yang mau sharing juga terutama sebelum
mereka mantap memutuskan ambil jalan operasi.
Kalau dari aku, fight it but also make peace with Scoliosis.
Kunci utamanya adalah menerima. Dengan menerima kondisi kita seutuhnya,
kita bisa lebih tenang dan lebih semangat untuk mencari kesembuhan lewat apapun
jalannya.
Meskipun kasus Skoliosis tidak sedikit juga tapi tidak semua orang
'terpilih' untuk merasakan Skoliosis, maka percayalah kalau ini pasti ada
maksudnya :)
- aisha hutami anjani
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.